Ticker

6/recent/ticker-posts

ke jogja=code


06 Januari 10


2010...  hari senin minggu kemarin aku pulang ke rumah (sehari) lalu ke jogja pada hari rabu hingga senin. Senin sore kemarin, tgl 4, aku baru balik lagi ke jakarta.

Segerrrrr... banget rasanya. Menapak kembali ke jogja, kembali ke code... malamnya mancing sampai pagi hanya untuk melepas rindu pada sungai, tidak dapat ikan. Kelihatannya banyak yang berubah di code. Anak-anak tidak begitu semangat, TPA-nya sepi, perpus juga. Meski di sana temen-temen kampung dapat dua PC pentium 4 baru, mereka hanya memakainya untuk permainan saja. Bayangkan, pentiuam papat, memori satu giga.... hanya untuk menyusun kartu spider dan soliter.... entah apa maksudnya orang-orang yang memberi dengan memberi permainan gamehouse begitu banyak. Tapi, terimakasih, sudah membuat kami bersusah payah membayar listrik tiap bulan.

Kamarku dulu tinggal seongok ruang, tiada lagi arti untuku. Aku tidur di museum. Masih seperti dulu, beralas karpet biru tua, berselimut karpet merah, berbantal jaket. Tahun baru ini aku memang sudah berjanji pulang ke code, pulang kepada rasa manis kehidupan kere-melarat. Tadinya pengin ketemu Any... tapi tidak jadi, kurasa masanya sudah habis. Aku sendiri harus melepaskan sesuatu.... biar saja kalau di kemudian hari aku merasa sangat kehilangan. Pas malem tahun baru itu, karena trio macan datang (thalia, lia dan wanti), sudah dandan seperti mau pentas... jadi kuputuskan mengantar mereka pulang ke jogoyudan sambil mengunjungi orang-orang. Trio macan ini tambah parah saja... anak-anak begitu cepat tumbuh, pacaran... nongkrong, pergi malam. Huah... biarlah. Kupikir ini memang dunianya sudah sampai di situ, ataukah ini penyakit? Ah, bukan dong... biar mereka piliha cara mereka, meski sangat buruk dan mengkhawtirkan, aku mau ngurus yang lain. Oki katanya minggat lagi. Sebelum meinggat dia daftar sunat massal, nomer satuu, daftar sendiri... eh, pas waktu nya sunat malah pergi. Jadilah angga yang ditumbalkan. Katanya nanang, oki itu sudah parah.... anggap saja dia sudah anak jalanan 99%. Hm....

Aku dan nanang kebetulan pas berbarengan ke code, jadi bisa lebih mudah untuk jalan-jalan mengunjngi beberapa orang. Di jogoyudan, kabar ida seperti bayang-bayang saja. Katanya kemarin sudah berkumpul lagi dengan ibu-bapaknya yang bertahun-tahun meningalkannya di neraka kecil, tapi katanya ida bersama paryadi ngresek/ memulung.... uh, tuhanku, aku tidak berminat lagi menyentuh kepedihannya, jadi biarkan ida pergi sejauh yang ia bisa.

Kami ke tempat levi, membicarakan idealisme kecil kami tentang masa depan anak-anak. Tidak ada yang baru, hanya itu-itu saja. Tapi, ada orang yang agaknya berminat memberi bantuan ke anak-anak, tapi... agaknya menjadi sulit kalau kemudian mereka menyerahkannya begitu saja pada kami... kami kan tidak dibayar untuk itu... kami membayar diri kami sendiri untuk setiap kegiatan. Dan, levi sepertinya benar-benar akan balik ke balikpapan. Ah, lalu, siapa yang mau melanjutkan ini?

Dari tempat levi, kami ke tempat pak sigit. Memberi kabar tentang kami, memberi tahu tentang code, mengabari tentang arifin yang sakit, mungkin syaraf, tentang ida, tentang paryadi, tentang mae esti, tentang bu suni yang pernah mau diusir... tentang, bukunya bunda. Hmmm... ghifari sendiri tampaknya masih guncang setelah bmt-nya kebobolan. Mereka merencanakan membuat rumah/panti untuk menghapal alquran dan mungkin wanti atau lia atau novi akan diikutan. Sekarang, teras ruamh mereka sudah tidak digunakan lagi sebagai mushola/langgar karena musholanya dipindah ke tanah kosong di dekat lapangan. Lapangan itu masih kelihatan luas, menghadap sungai, di pantat gedung tinggi, di seberang museum affandi. Aku ingin punya lapangan sendiri.

Malam itu di code kami sempatkan bakar-bakar ayam bareng-bareng di tepi kali, di bawah masjid, ketawa-ketawa, cerita-cerita, berkumpul-kumpul... yah, kumpul-kumpul kere... tapi tidak sekere dulu. Makan di atas daun pisang curian bareng-bareng... nasi disebar, lauk dituang... di tengah jalan duduk ngglesot, dan tertawa lalu kenyang. Kami buang sisanya ke kolam ikan. Masak air dengan panci, dan membuat kopi, teruskan ngobrolnya sampai mata yang sudah dikopi-in itu ngantuk juga. Kami ini sebenarnya penikmat kehidupan, bukan kere jelata. Kami ini penikmat momen-momen, penikmat malam, penikmat pemandangan yang sederhana itu. Padahal, sungai ini kan sangat monoton... kerjanya mengalir terus, tidak ada yang lain, lalu apa menariknya untuk dilihat dan digauli? Makanya, beruntung sekali yang bisa menikmati hal-hal yang sebenarnya biasa ini.

Esoknya, kami bertiga, aku, nanang, dan levi ke tempat bu suni ngomong tentang tempat belajar yang akan kami pindah ke balai rt. Levi memberi coklat bikinannya sendiri... ada suratnya!!! Dia bilang kami adalah role model-nya... kakaknya... haduh.... kami juga menyanyangimu lev.  Oke... hari berikunya adalah mengunjungi jogja binnale X di tby dan sekitarnya. Oke banget. Banyak sekali representasi McD, badut donal, jadi parodi... padahal dulu, mr kroc adalah orang miskin, sekarang jadi lambang neolib..... gila. Pameran yang cukup berkesan jika kita mau menikmatinya, dunia jadi sangat luas, sangat imajinatif.... juga penuh dengan kritik dan perempuan... huahahahaha... Pulangya, kami mapir ke tempat pak rt 18, minta ijin memakai balai. Ngobrol di warung atas, dekat gerbang masuk ledok code, samping toko bunga.

Sepulang dari melihat pameran dan ngobrol itu, ternyata sudah ada yang menunggu di code. Mahasiswa UKM malaysia katanya sih... jurusan lingkungan, minta wawancara. Wah, pokok e aku jadi seperti artis.... huahahahaha... ngobrol-ngobrol ra jelas, terus difoto bersama buku-buku!!! Yeah... buku, buku... masih banyak yang hilang, masih banyak yang tidak terawat... ada tumpukan baru belum diinventaris... kenapa ya, rasanya aku yang disuruh bertanggungjawab atas itu semua. Kenapa tidak ada orang lain ang mau merawat, mengurusinya. Puzzle2-nya juga agak berantakan, tapi masih sering dipakai main oleh anak-anak. Sebenarnya ada undangan, seperti kumpulane wong perpus komunitas se jogja di ledok tukangan, tapi aku harus balik hari itu jadi kusuruh Gandung mewakili Pustaka Kampung.

Aku membeli lukisannya yani. Kubingkai dan kuhadiahkan semuanya pada teman-temanku. Dan, itu menghabiskan uang honor membuat logo. Hemmm... mau balik ke jakarta naik bis tidak jadi karena duitnya kurang.... jadilah aku membeli tiket kereta progo hari senin. Sebenarnya aku sangat khawatir, mengingat hari minggu kereta sangat sesak, bahkan nanang yang sudah naik ke dalam kereta pun membatalkan naik progo, milih ikut bisnis malam hari. Makanya, aku takut. Tapi duit sudah tidak cukup kalau mau naik bis. Ya, tak apalah... akhirnya akan ada pengalaman bersauna ria selama 10 jam perjalanan ke jakarta. Sebelum kebarangkatanku, aku masih sempat membelikan beberapa buku untuk devi. Sudah tiga bulan ya aku tidak memberinya buku... hitung-hitung bayar hutan lah... tiga buku itu untungnya murah-murah. Devi kelihatannya ngerti aku tidak punya banyak duit. Waktu kutunjukkan sebuah buku tetnang linux seharga 50-an ribu... dia nolak, padahal buku itu yang diperlukannya. Dia malah milih buku mengenai internet seharga 21 ribu.... untunglah.... masih bisa memberi sangu pada thalia yang sorenya ngentar ke stasiun bareng ardi.

Untung aku dapat tempat duduk, meski harus berangkat jam 3. nunggu lebih dari sejam di kereta, rasaya tidak sia-sia, karena kereta memang segera penuh menjelang berangkat. Tapi, sama saja... duduk pun rasanya seperti masuk ke pemanas. Sepanjang perjalanan aku seperti duduk di samping neraka.... panas, gerah,... tahan...tahan...tahan. nikmati saja senja yang nyungsep, indah sekali. Tapi, kemabli ke jakarta, apa indahnya? Aku liburan seminggu lebih ini juga tanpa memberi tahu pak manager.... tapi, biar saja, aku tidak takut dimarahi atau dipecat, aku lebih takut rinduku meledak atau hilang ditelan kesibukan.

Yeah.... sekarang sudah di sini lagi. Tidak terbayangkan.... kemarin rasanya baru saja menyelupkan kaki ke sungai, melempar batu.... memegang lele, dan sekarang sudah duduk khusuk di depan komputer.

Oya, ibuku, kakakku dan ponakanku, dan adikku terkecil ikut ke jakarta, tapi bareng pakdeku beberapa hari yang lalu. Mau lihat jakarta ya.... penasran mungkin, apa menariknya jakarta kok anak-anaknya minggat ke jakarta.


Posting Komentar

0 Komentar